![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3y1WdrUdtnzEPZrBYaQCW2Z2T6OGWolXOEgTv7nIJemyG5B5YmhUjGoB03vVC4u7T75Fj1vsB7M5cr4VJ4Or-O_Ln76avp0tY98INK5X8T2n2upr2vZJLCS0BDHZzzbhI-BT8WEUtLHCz/s1600/1+Januari.jpg)
Meski momentum pergantian tahun terjadi secara reguler, namun tahukah mengapa tahun baru dimulai tiap 1 Januari?
Seperti dimuat situs
Lifelittlemysteries.com, ide menggunakan hari pertama di Bulan Januari
berawal dari zaman Kaisar Romawi, Julius Caesar, lima dekade sebelum
kelahiran Yesus Kristus.
Beberapa kalender telah eksis
sebelum Caesar menciptakan kalender Julian pada 46 tahun sebelum Masehi
-- yang meresmikan 1 Januari sebagai awal tahun.
Kalender Julian diusulkan oleh
astronom Sosigenes, diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 1 Januari 45
sebelum Masehi. Setiap 3 tahun terdapat 365 hari, setiap tahun ke-4
terdapat 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinoks setiap 128 tahun.
Meski kalender Julian
mendapatkan popularitas, di beberapa area masih menggunakan tanggal di
Bulan Maret dan September sebagai awal tahun baru.
Di Eropa Abad Pertengahan,
misalnya, perayaan tahun baru dipandang sebagai kafir dan berasal dari
kepercayaan pagan. Perayaan akhirnya dipindah ke tanggal-tanggal yang
lebih bisa diterima, termasuk 25 Desember, yang digunakan Gereja Kristen
menandai kelahiran Yesus.
Pada 1570-an, Paus Gregorius
memberlakukan kalender Gregorian -- modifikasi dari Kalender Julian, dan
memulihkan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru.
Perubahan ini tidak
diaplikasikan di Inggris sampai 1752. Sampai saat itu, Inggris dan
koloni-koloni di Amerika merayakan tahun baru setiap tanggal 25 Maret.
Jangan Lupa Di Like Dan Di Follow Ya Gan
Post a Comment